Karawang -Viralnya unggahan warga di media sosial terkait meninggalnya seorang pasien usai menjalani tindakan medis di RS Fikri Kosambi, Karawang, menuai perhatian dari dr. Hj. Cellica Nurrachadiana, Anggota DPR RI Komisi IX yang membidangi sektor kesehatan.
Menurutnya, setiap tindakan medis, terutama pembedahan, harus dilakukan dengan mengedepankan Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk informed consent, yakni persetujuan tindakan medis yang wajib diberikan oleh pihak keluarga pasien setelah mendapatkan informasi yang lengkap.
“Yang pertama harus dipastikan adalah bahwa keluarga diberi pemahaman penuh tentang tindakan medis yang akan dilakukan. Tidak boleh ada tindakan tanpa persetujuan jelas dari keluarga,” ujar Cellica.
Ia juga menekankan pentingnya transparansi rumah sakit dalam menyediakan rekam medis pasien. “Kalau memang ada kejanggalan atau hal yang tidak dimengerti keluarga, pihak rumah sakit wajib menjelaskan secara ilmiah dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Menanggapi isu dugaan malpraktik, dr. Cellica menyampaikan bahwa masyarakat memiliki hak untuk melapor jika merasa ada kejanggalan.
“Adapun bila ada keraguan dan memang dirasa ada indikasi malpraktik, maka dapat dilaporkan kepada pihak-pihak berwajib, tentunya dengan catatan bahwa ada indikasi pelanggaran kode etik atau prosedur medis yang nyata.” Terangnya.
Tak hanya itu, ia juga mendesak Dinas Kesehatan Karawang untuk segera bersikap.
“Betul, Dinas Kesehatan harus responsif, melakukan investigasi secara cermat dan objektif. Ini penting sebagai landasan untuk menentukan langkah lanjutan, termasuk jika harus ada tindakan hukum atau evaluasi terhadap rumah sakit,” katanya.
Sebagai legislator di Komisi IX, dr. Cellica menegaskan bahwa keselamatan pasien adalah prioritas utama. Ia berharap, kasus seperti ini menjadi pelajaran penting untuk memperkuat integritas dan profesionalisme pelayanan kesehatan.
