Karawang, Beritanet – Perhelatan Binojakrama Padalangan yang digelar Pemerintah Kabupaten Karawang, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), bersama Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Karawang, pada 15-16 Mei 2024 menuai kritik.
Pasalnya, Binojakrama sebagai ruang ajang melahirkan dalang – dalang potensilal dinilai kurang efektif, karena tak memberi ruang kepada dalang cilik untuk unjuk kebolehan, padahal dalang kondang akan lahir dari pengembangan bakat dalang sejak dari kecil.
Hal itu diungkap Budi Setiawan kepada awak media, Jumat (17/05/24), seorang seniman Karawang yang menilai helaran Binojakrama Padalangan Kabupaten Karawang tahun 2024 dinilai tidak efektif.
“Karawang sebenarnya memiliki banyak dalang – dalang muda berbakat, hasil didikan dari tokoh padalangan serta lulusan sekolah padalangan. Namun, sayangnya, mereka tidak mendapatkan kesempatan yang layak dari Pepadi Karawang,” ujar Budi Setiawan.
Menurut Budi, Binojakrama sebagai ruang unjuk bakat para dalang seharusnya dijadikan sebagai bentuk pewarisan budaya yang sangat penting.
“Pepadi Karawang seharusnya mencontoh dari ajang Binojakrama Padalangan di tingkat Jawa Barat, yang banyak diikuti oleh dalang muda. Di sana, generasi muda mendapat tempat untuk menunjukkan kemampuan mereka, sehingga seni padalangan dapat terus berkembang”, katanya.
Budi yang juga aktif di dunia padalangan ini, menyatakan bahwa tulang punggung bangsa adalah generasi muda yang akan meneruskan kebudayaan.
“Dalam hal pewarisan, diperlukan ketajaman intelektual dan program pembangunan yang tepat sasaran. Sayangnya, kenyataan sering kali berbenturan dengan kepentingan sepihak,” imbuhnya.
Menurutnya, Kebudayaan merupakan identitas genetik bangsa Nusantara, dengan kesenian sebagai salah satu elemennya. Dunia wayang, termasuk padalangan, telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Tak Benda.
“Regenerasi pelaku seni adalah kunci kekuatan kebudayaan berbangsa dan bernegara. Penting bagi Pepadi Karawang untuk lebih peka dan memberikan kesempatan kepada dalang muda, agar seni padalangan dapat terus hidup dan berkembang. Dengan demikian, pewarisan budaya dapat berjalan dengan baik, memastikan kebudayaan tetap relevan di masa mendatang,” tandasnya. (red)