Kisah Haru Tim SAR Rinjani Evakuasi Juliana Marins Pendaki Asal Brazil 

Lombok -Di antara kabut tebal dan tebing curam Rinjani, sekelompok orang tetap maju. Bukan untuk mendaki, tapi untuk membawa pulang Juliana Marins.

Ketika kabar duka datang tentang seorang pendaki Brasil yang jatuh ke jurang—Juliana Marins—tim SAR Indonesia langsung bergerak cepat.

Mereka tahu, ini bukan operasi biasa. Lokasinya ekstrem: jurang curam sedalam 600 meter, cuaca tak bersahabat, kabut tebal, dan hujan membuat setiap langkah penuh risiko.

Medan sulit membuat helikopter tak bisa digunakan. Akhirnya, para relawan dan personel SAR menapaki jalur yang licin, membawa peralatan lengkap, dan menyusuri sisi gunung demi mendekati lokasi jatuhnya Juliana.

Hari demi hari mereka terus mencari. Tak ada kepastian, hanya jejak samar yang mereka ikuti. Namun mereka tetap bertekad: apapun kondisinya, Juliana harus ditemukan dan dipulangkan dengan layak.

Pada hari keempat, dengan bantuan drone thermal, jasad Juliana akhirnya ditemukan. Ia terbaring di dasar jurang, dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Tapi misi belum selesai. Tantangan berikutnya: mengangkat tubuhnya dari kedalaman jurang yang berbahaya.

Dengan tali-temali, tandu evakuasi, dan kerja sama tim yang luar biasa mereka menembus medan mematikan itu.

Mereka bukan keluarga Juliana. Bukan pula rekan sependakian. Tapi mereka turun gunung, membawa jenazah pendaki asing dengan penuh hormat, seperti mengantar saudara sendiri.

Dan saat Juliana akhirnya berhasil diangkat dan dievakuasi tak sedikit dari mereka yang menangis.

Bukan karena takut. Tapi karena mereka tahu mereka telah menjalankan tugas kemanusiaan.

“Kami tak bisa menyelamatkan nyawa Juliana, Tapi setidaknya, kami bisa mengantarkanya pulang.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *