Bertualang ke Curug Cileat Air Terjun Tertinggi Jawa Barat di Subang

Foto:Dedy Satrya Jurnalis Adventure

Kabupaten Subang memiliki destinasi wisata yang menyegarkan saat panas, Curug Cileat. Rute menuju air terjun tertinggi se-Subang itu bervariasi, hutan, pegunungan, jalurnya naik turun.

Bagi petualang yang mencari hutan pegunungan dengan suasana alam yang masih asri dengan trek dan akses yang cukup menantang, Curug Cileat mungkin bisa jadi salah satu pilihan.

Curug yang dalam bahasa Sunda berartikan air terjun, sedangkan Cileat menurut warga sekitar berasal dari kata tiporeat atau terjatuh. Nama tersebut dikaitkan dengan legenda dua pangeran yang saling berlomba namun salah satu pangeran terjatuh di lokasi Curug Cileat saat ini. Wallahualam.

Curug Cileat terletak di Kabupaten Subang, hanya berjarak 60 kilometer dari Bandung dan dapat dicapai dengan menggunakan transportasi umum dari Terminal Ledeng dan turun di daerah Jalan Cagak. Selanjutnya, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan ojek hingga ke Desa Cibogo.

#melihatSubangdaridekat saya berkesempatan untuk menikmati keasrian alam Curug Cileat yang merupakan curug paling tinggi di Kabupaten Tinggi curug itu mencapai sekitar 100-150 meter dengan debit air yang cukup tinggi.

Perjalanan saya lakukan dengan menggunakan motor bersama dua rekan, sekitar 45-60 menit dari pusat kota Subang hingga ke desa Cibogo, jalur terakhir yang bisa dicapai oleh kendaraan bermotor. Sesampainya kami di loket, kami diminta membayar Rp. 10.000/orang dengan biaya parkir sebesar Rp 5.000/roda dua.

Cirug Cileat Foto: Siti Nurlaela Hanifah/d’Traveler
Selanjutnya, kami harus menempuh jalan setapak sejauh 9 kilometer, atau sekitar 1-1,5 jam berjalan kaki dengan medan yang cukup menantang. Pada awalnya kami melewati persawahan dan pemukiman lalu setelah itu kami mulai masuk ke area hutan pegunungan.

Dengan rute itu, perjalanan menuju Curug Cileat akan cukup melelahkan karena jalan menanjak dan di beberapa titik cukup curam. Tapi tidak perlu khawatir karena ada beberapa titik peristirahatan baik yang alami maupun yang memang sengaja dibuat oleh warga sekitar berupa saung. Selain itu, terdapat dua air terjun kecil dengan tinggi sekitar 15-30 meter yang dapat digunakan sebagai tempat beristirahat.

Baru 15 menit pertama kami sudah mulai kewalahan, akhirnya kami berhenti untuk beristirahat dulu di salah satu saung. Di sana kami bertemu dengan rombongan lain yang terdiri dari seorang ayah dan tiga orang anaknya.

Kami lalu melanjutkan perjalanan dan kembali berisitirahat di air terjun pertama sambil mencuci muka. Trek dari air terjun pertama hingga kedua masih didominasi dengan tanjakan, namun setelah air terjun kedua kami bisa sedikit bernafas lega karena jalan landau meski sempit dan diapit oleh ladang.

Titik istirahat terakhir dan menurut saya cukup nyaman adalah di Paniisan Abah Danu, yakni sebuah camping ground yang dibangun bagi para pengunjung yang ingin berkemah.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *