Peluncuran Kampanye TB Warrior 2.0: Johnson and Johnson Indonesia Bersama Mitra Berdayakan Kaum Muda untuk Eliminasi TBC 2030

FOTO:(Dari kiri ke kanan: Ferro Ferizka dari Pijar Foundation, Erman Varella, Devy Yheanne, dr. Nancy Dian Anggraeni, M.Epid dari KemenkoPMK, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro X, Yee Pin Lim, dr. Tiffany Tiara Pakasi, M.A dari Subdit TB, Bambang Harjanto,S. IP. M. Si Pemda Surakarta, Juliana Chin, Siva Anggita dari IMUT, Ganendra Awang dariGlobal TB Caucus)

Surakarta, 20 Juni 2023 – Stop TB Partnership Indonesia (STPI) menghadiri peluncuran kampanye TB Warrior 2.0 yang dilaksanakan di Puro Mangkunegaran Surakarta, Jawa Tengah pada Selasa 20 Juni 2023 pukul 09.00-12.00 WIB. Kampanye TB Warrior 2.0 diinisiasi oleh Johnson & Johnson yang didukung penuh oleh Kementerian Kesehatan RI, Stop TB Partnership Indonesia (STPI), Indonesia Muda untuk TB (IMUT), Pijar Foundation juga didukung langsung oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro.

kampanye ini adalah untuk membantu memberdayakan generasi muda dalam
mengakhiri tuberkulosis (TBC).Mengingat kasus TBC di Indonesia menduduki peringkat ke-2 dunia setelah India yang didominasi oleh usia produktif yaitu 15-34 tahun dengan persentase sebesar 33,5%. Tingginya kasus TBC di usia produktif tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor perilaku yang bisa dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan terhadap penyakit TBC.

Hasil survey yang dilakukan oleh STPI pada tahun 2022 kepada 500 responden online dan 100 responden tatap muka berusia 15-39 tahun menghasilkan bahwa hanya 10,4% responden online yang paham bahwa batuk lebih dari 14 hari adalah gejala TBC dan hanya 4% dari survei tatap muka yang memahami hal serupa. Hal ini mengindikasikan bahwa kelompok usia 15-39 tahun masih banyak yang belum paham terkait gejala TBC.

PeraturanPresiden (Perpres) No. 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC mengamanahkan pelibatan komunitas, pemangku kepentingan dan multisektor termasuk swasta untuk bekerja sama dalam penanggulangan TBC. Berangkat dari dorongan PERPRES dan masalah pengetahuan yang rendah, Johnson & Johnson (J&J) melalui Global Public Health menginisiasi kampanye TB Warrior 2.0 (TBW 2.0) yaitu sebuah inovasi untuk meningkatkan pemahaman informasi yang benar dan terpercaya tentang TBC untuk kaum muda terutama mahasiswa melalui digital gamification atau permainan digital.

“Melibatkan generasi muda di Indonesia adalah kunci untuk memerangi TBC, mengingat 40%penduduk Indonesia terdiri dari kaum muda berusia antara 15 – 24 tahun. Lebih jauh lagi,tingkat penularan TBC pada kelompok usia ini bisa mencapai 20 kali lebih tinggi daripada populasi kelompok usia lainnya, namun 82% dari mereka saat ini tidak mencari pengobatan dan perawatan karena kurangnya kesadaran akan gejala TBC, stigma, dan lainnya.” terang Yee Pin Lim, Commercial Director Johnson & Johnson Malaysia and Indonesia.

Dalam acara launching tersebut, dr. Tiffany Tiara Pakasi M.A selaku Koordinator Substansi TBC Kementerian Kesehatan RI menyampaikan “Melibatkan kaum muda adalah kunci untuk mengubah perilaku dan menghilangkan stigma TBC.

Melalui kolaborasi dalam menyelenggarakan kampanye TB Warrior 2.0 ini diharapkan dapat menjadi cerminan untuk meningkatkan kesadaran, mengedukasi serta memberdayakan anak muda guna mendukung eliminasi TBC 2030”

Diikuti oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro X yangmenyampaikan, “Setiap anak muda punya peran agent of change untuk menanggulangi masalah TBC. Mulai dari diri sendiri untuk menyadari dan memeriksakan diri sedini mungkin sehingga apabila terdeteksi TBC bisa segera mendapat pengobatan.

Kemudian kaum muda harus peduli dan tidak boleh menghakimi Orang dengan TBC. Program skrining gejala TBC pada TB Warrior 2.0 ini juga merupakan pendekatan baru dalam sisi edukasi di bidang teknologi informasi bagi kaum muda.” tambahnya.

Siti Rofiqah Nuriyah – Penyintas TBC-Resisten Obat (RO) Acara peluncuran ini mengundang salah seorang penyintas TBC bernama Siti Rofiqah Nuriyah.Dalam pidatonya Ia menyampaikan bahwa teman sebaya menjadi kelompok yang bisa saling menguatkan selama menjalani pengobatan.

“Ketika saya masih berusia 19 tahun di semester 2 perkuliahan, saya harus berhenti karena terdiagnosa TBC. Bingung, marah dan sedih itu campur aduk. Padahal saya mengira TBC itu hanya bisa menjangkit orang tua, orang yang tinggal di tempat kumuh dan orang miskin, namun kenyataannya saya yang masih muda bisa terkena juga.

Setelah 5 bulan pengobatan, dokter menetapkan saya sebagai pasien TBC RO pengobatan bisa berjalan cukup lama dan efek samping obat (ESO) bisa semakin kuat.

Saya merasa jenuh selama satu tahun pengobatan, hingga akhirnya ada orang seumuran saya yang memberikan tips and trick dan menyemangati saya secara penuh selama menjalani pengobatan.

Berkat dukungan teman sebaya tersebut dan juga orang tua, akhirnya kondisi
saya semakin membaik sehingga bisa kembali kuliah” tambah Siti Rofiqah.
Kampanye ini akan diimplementasikan di beberapa universitas yang ada di Indonesia.

Implementasi kegiatan ini bekerjasama secara langsung dengan STPI dan IMUT. Nantinya akan ada beberapa rangkaian kegiatan selama 6 bulan ke depan hingga bulan Desember 2023 diantaranya seperti workshop TBC, skrining gejala TBC secara online di website TB Warrior 2.0 serta monitoring dan evaluasi. Setelah kampanye ini selesai dan menghasilkan pembelajaran,rencananya akan diikutkan dalam konferensi sebagai pelibatan kaum muda secara berkala.

Dengan dimulainya kampanye TB Warrior 2.0 ini, diharapkan selama proses implementasi kampanye bisa berjalan lancar sehingga membangkitkan kaum muda dalam meningkatkan kesadaran mereka terkait TBC, mendorong perilaku pencarian kesehatan, mendorong peningkatan diagnosis TBC secara dini, hingga akhirnya, memastikan mereka yang terkena dampak bisa menerima perawatan sesuai standar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *